Jumat, 07 Agustus 2015

Warung Tepo Di belakang Sekolah Di pinggir Sawah


Ilustrasi From Google

Malam ini keinget sama jaman SD dulu. Kangen jajan yang enak-enak. Tapi saya gak ngebahas tentang jajanan waktu SD kali ini tapi saya mau cerita tentang warung tepo di belakang sekolah saya dan letaknya di pinggir sawah karena belakang sekolah saya adalah sawah yang lumayan luas. Saya kalau waktu pulang sekolah juga lewat sawah situ. Tentang warung tepo, mungkin ada yang belum tau tepo, tepo itu sejenis ketupat bisa di bilang begitu karena bahan dan rasa nya juga sama cuma beda nama. Makannya di campur potongan tahu tempe campur toge, kubis, dan sedikit seledri kemudian di siram sambal kecap pedas di taburi kacang yang di ulek ( di tumbuk ) sebagai pelengkap di tambah kerupuk bandung. Perkiraan saya warung tepo itu sudah berdiri sejak lama sekali entah kapan saya masuk SD situ udah ada warungnya mungkin turun temurun. Sebenarnya yang jualan orangnya nggak begitu higienis atau basa jawa nya kurang resikan dan juga galak. Yang jualan namanya mbok ben (mbok dalam basa jawa berarti ibu). Tapi buat anak-anak seusia saya yang penting perut kenyang dan rasanya cocok tapi kalau orang tua saya tau pasti di marahi karena dirumah udah di nasehati untuk tidak jajan sembarangan. Tapi yang membuat warung itu tetap ada yang beli mungkin dari suasananya yang mendukung walau yang jualan banyak kurangnya. Suasana di sekitar situ sejuk tenang jauh dari hiruk pikuk kendaraan karena tempatnya mewah (mepet sawah). Warung tepo itu sangat sederhana terbuat dari papan-papan kayu bekas, atapnya seng yang udah berkarat lantai dalamnya tanah seperti rumah di pedesaan. Pembelinya biasanya anak-anak di SD saya juga guru-gurunya, para petani di sawah, juga penggembala kambing di sekitar sawah sering mampir kesitu. Menu detailnya di warung itu yaitu tepo tahu tempe harganya 1000an, tempe tahu sayur (diatas tempe atau tahu di kasih toge kubis seledri trus disiram sambal kecap plus kacang ulek) 300an, kerupuk sambal (kerupuk bandung disiram sambal kecap pedas plus kacang ulek) 100an. Minumannya es teh, teh anget, kopi hitam kopinya di giling sendiri dulu jarang kopi sachet, terus wedang jahe. Saya kangen suasana warungnya yang sederhana melambangkan kerja keras orang desa. Kalau sudah sore warung itu tutup terus mbok yang jualan pulang naik sepeda onta tua yang udah karatan sambil pake caping (topi petani). Setelah saya lulus dari SD situ saya udah jarang lewat sawah deket warung itu karena SMP saya lumayan jauh jadi harus naik sepeda gak lewat situ lagi. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Saya udah lulus SMP mau masuk STM. Kabarnya tahun 2007 waktu itu sawahnya kena gusur mau dibangun LP (Lembaga Permasyarakatan) khusus narkoba dan warung tepo di pinggir sawah itu pun kena gusur entah sekarang pindah kemana atau mungkin nggak jualan lagi. Sungguh warung yang penuh kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar