Jumat, 28 Februari 2020

Instagraman (IG an) Waktu Di Acara Kondangan ( Lihat Manten )

Bosan juga menghadiri undangan di pernikahan orang yang tidak terlalu dekat atau kenal dengan kita. Ya mau nggak mau harus hadir karena masih satu kantor. Pengennya buru-buru cepet pulang aja, apalagi saya tidak tahan dengan suara sound sistem yang menggelegar di telinga. Berisik banget, percuma mau ngobrol dengan samping kiri kanan. Suara saya tertelan gelegar sound sistem dengan lagu-lagu koplonya dan campur sari. Apalagi suara saya serak-serak basah.

***

Yang bisa saya lakukan hanya makan hidangan yang tersedia dan minum. Setelah itu mainan instagram di hp, lumayan juga buat hiburan daripada bosen sendiri.
Di instagram banyak sekali video-video menarik, menghibur, dan menambah pengetahuan saya. Sejenak saya bisa melupakan suara gelegar sound sistem di acara tersebut. Setelah 30 menit an baru saya mengajak teman untuk pamit pulang.



Sabtu, 22 Februari 2020

Silaturahmi Bukan Untuk Pamer Dan Bersaing

Saat ini pasti banyak orang-orang yang malas bersilaturahmi dengan tetangga, teman maupun keluarga besar, saya di antara nya. Jangan tanya kenapa, karena silaturahmi di jaman sekarang ini pasti menjadi ajang pamer dan persaingan. Yang merasa lebih kaya dan sukses, menghina yang belum sukses baik secara halus atau pun terang-terangan. Jadinya maleskan kalau ketemu hanya untuk pamer dan bersaing. Lebih baik silaturahmi sendiri dengan teman dekat atau seperjuangan yang lebih menghargai saya.

***

Silaturahmi keluarga besar, tetangga, atau teman harusnya bisa dengan cara yang menyenangkan dan tentunya tidak menanyakan hal-hal yang sensitif seperti pekerjaan, penikahan, dll apalagi sampai menghina. Buat saja acara makan-makan bersama, rekreasi bersama, yang sudah kaya dan berhasil bisa mentraktir yang belum berhasil dengan begitu silaturahmi pasti lebih indah dan menyenangkan tanpa ada status sebagai penghalang kebersamaan.

***

Buat apa kita saling menghina dengan orang-orang sekitar kita, bukankah itu malah menimbulkan permusuhan mendalam. Kalau bisa rukun dan saling membantu kenapa tidak. Dengan silaturahmi yang menyenangkan persaudaraan tanpa batas pun bisa terwujud. Tidak ada lagi batasan usia, pangkat, kekayaan, dll. Semua sama manusia biasa.

Sabtu, 08 Februari 2020

Pelayan-Pelayan Bangsat, Melayani Tidak Sepenuh Hati.

Pelayan adalah orang yang tugasnya melayani seseorang dengan baik dan sepenuh hati. Pelayan yang saya bahas ini artinya luas, ada pelayan toko, pelayan rumah makan, pelayan masyarakat, dsb. Tapi kadang saya kecewa dan sebel kalau ada pelayan yang melayani tidak sepenuh hati.

***

Pengalaman saya waktu belanja di pet shop, ada dua pelayan cewek cowok, yang cewek merangkap kasir. Saat saya datang dan ingin mencari jenis makanan buat kucing saya yang cocok dan recomended, tapi mereka malah nyuekin saya begitu aja, bukannya menawarkan bantuan, mau cari apa pak ?? , ada yang bisa saya bantu pak ?? Harus nya kan begitu sama seperti indomaret dan alfamart. Dan saat saya mau bayar di kasir, mereka bilang sekarang tidak sedia kantong plastik pak, terus saya tanya ke mereka lha terus saya gimana bawa nya, soalnya saya naik motor sport. Untuk kedua kalinya saya di cuekin. Malah di tinggal melayani pembeli yang lain. Akhirnya saya tinggal barang-barangnya di meja kasir, ya udah mbak nggak jadi. Dan saya langsung keluar toko menuju tempat pet shop lain, dan pelayanannya lebih memuaskan. Bangsat kan mereka berdua, kayak nggak butuh uang aja. Harus nya kan punya inisiatif dan memberi solusi supaya pembeli puas.

***

Dimana pun tempatnya seperti rumah makan, warung, toko baju, konter pulsa, pasar dsb. Kalau kita datang mau beli tunggu lima sampai sepuluh menit, kalau pelayannya nyuekin atau gak ngawaki, lebih baik cabut dan cari tempat lain.

Daripada sebel sendiri karena nggak di layani dengan sepenuh hati.

***

Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya bagi ke teman-teman. Semoga bisa bermanfaat ya. See u next time.

Kamis, 06 Februari 2020

Makanan Praktis Yang Cocok Saat Di Rumah Sendirian / Ngekos

Repot juga saat di tinggal keluarga sendirian, karena acara  penting di rumah saudara di luar kota. Mengurus rumah sendirian capek sangat. Makan pun jadi bingung mau beli apa. Kadang menu di luar juga tidak cocok di lidah saya. Mau bikin mie terus takut usus buntu, beli naget terus juga bosen karena makannya cuma garingan sama nasi. Beli nasi jotos terus juga bosen, untuk satu kali makan. Pusing jadinya, ujung-ujungnya malah sakit.

***

Akhirnya saya menemukan makanan yang cocok di lidah saya. Makanan itu adalah SARDEN ( Makanan Kalengan Terserah Selera Kalian ). Sarden juga makanan favorit pak mario teguh dulu waktu belum jadi motivator sukses. Rasa sarden memang tidak membosankan karena mirip masakan rumahan. Ada sedikit kuahnya, di tambah irisan cabe dan juga bawang putih, rasanya lebih nikmat. Selain itu juga lebih irit harganya per kaleng 10rb an, kita tinggal beli nasi putih di warung, atau masak nasi sendiri di magic com. Bisa buat 5 kali makan.

***

Di jamin tidak bosan, karena makanan kalengan banyak macamnya selain sarden, ada kornet, rendang kalengan, opor kalengan dll. Tergantung selera kalian. Oke sekian dulu ya teman-teman, See u next time.

Minggu, 02 Februari 2020

Sumber Makanan Melimpah Di Alam

Di jaman internet saat ini, pasti banyak orang yang merindukan suasana alam sekitar yang seperti dulu. Alam yang hijau, sumber makanan melimpah, udara segar melimpah, sungai masih jernih, sawah menghampar luas. Kata orang tua dulu, tidak susah mencari bahan makanan sehari-hari. Kalau lapar dan tidak punya uang tinggal pergi ke sungai mancing, dapat ikan banyak bisa di masak sendiri, sisanya bisa di jual juga. Pengen singkong tinggal cabut di dekat pagar bambu, pengen masak sayur atau tumis tinggal cari kangkung di dekat sawah. Daun kemangi juga banyak tumbuh liar, enak buat sambal kemangi. Tumbuhan rambat di pagar pun juga banyak seperti daun sembukan, enak di masak seperti pepes bungkus daun pisang. Pohon buah liar pun juga tumbuh subur dimana-mana seperti pohon jambu monyet, jambu air, jambu klutuk, dll. Pokoknya melimpah deh sumber makanan saat itu.

***

Tapi sekarang susah cari sumber makanan gratisan. Banyak pohon-pohon buah liar pada di tebangin, pagar-pagar sudah menggunakan besi dan tembok, jarang ada yang bambu. Perumahan makin padat dimana-mana, sungai makin kotor karena sampah, ikan-ikan pun pada lari entah kemana. Sawah jadi tidak alami lagi, banyak yang pakai pupuk kimia. Dan sawah sekarang jarang sekali ada ikannya, kangkung di rawa nya pun ikut tercemar. Saat ini makanan apa-apa harus beli, bagi yang orang kaya mungkin tidak berdampak besar karena mereka banyak uang, tapi buat orang-orang yang miskin pasti susah buat makan.

***

Mulai sekarang kita harus kembali memelihara alam sekitar kita ini. Agar kita bisa lagi mendapatkan manfaatnya. Terutama sumber makanan yang melimpah, air dan udara bersih.

Yang harus kita lakukan yaitu Jangan membuang sampah di sungai, selokan, danau, hutan, dan laut. Untuk sampah yang kita hasilkan sehari-hari ada baiknya kita bakar agar lebih mudah terurai. Terus juga jangan menebang pohon dan tanaman sembarangan, karena pohon dan tanaman itu sumber udara bersih buat kita.

Itu saja tindakan utama yang harus kita lakukan. Semoga saja alam sekitar kita bisa kembali memberi manfaat seperti dulu lagi.

Merasakan Ketenangan Di Pinggir Sawah

Hari sabtu kemarin saya merasa jenuh, liburan tapi bingung mau kemana. Mau liburan jauh pun suasana yang tenang sulit saya dapatkan. Akhirnya saya putuskan mencari sawah, untuk bersantai agar pikiran fresh. Karena di kota madiun sudah jarang ada sawah, tujuan saya ke sawah desa nglandung kabupaten madiun. Sebelum pergi kesana saya berdua dengan teman saya mampir dulu beli pentol dan es degan. Baru berangkat ke tempat tujuan.

***



Sampai disana masuk jalan pematang, motor di parkir teman saya di bawah pohon pisang. Selanjutnya teman saya mencari daun jati muda untuk pengganti tikar buat duduk di sekitar pinggiran sawah dekat sungai kecil. Akhirnya bisa nyantai juga sambil menikmati suasana sawah yang hijau di siang hari yang panas, angin semilir, langit biru yang luas berawan putih. Nikmat sekali pokoknya. Saat memandang langit biru yang luas, saya bagaikan debu di alam semesta ini. Sungguh Allah Maha Besar.

***

Sambil bersantai di pinggir sawah, kami berdua makan pentol dan minum es degan sampai kenyang. Sambil ngobrol ngalor ngidul tentang kehidupan ini. Dari jauh kelihatan para petani, menabur pupuk ke padi mereka. Ada juga yang mengairi sawah dengan mesin disel. Andai saja bawa tikar, bisa sambil tiduran ya.

***

Hari mulai sore, kami berdua memutuskan untuk pulang. Kapan-kapan kami berdua mau kesini lagi. Liburan yang sangat murah tapi nikmat. Semoga saja 5 tahun kedepan sawah yang luas ini tetap terjaga. Tidak menjadi korban keserakahan perumahan padat penduduk. Oke see u next time.