Minggu, 01 November 2015

Kenangan Bersama Jambu Mete

Inget lagi kenangan saya waktu kecil. Cek this out. :)

Sepulang sekolah SD anak-anak jaman dulu di larang main siang hari dan harus tidur siang biar kalau malam waktu belajar tidak mengantuk kata orang tua. Tapi saya dan teman-teman tetangga dekat saya agak mbandel. Jadi kalau siang di suruh tidur malah sembunyi di dalam markas atau rumah kecil di samping rumah saya dekat pohon pisang yang terbuat dari triplek-triplek bekas yang kami bentuk seperti rumah kecil di dalamnya kami beri kardus-kardus sebagai tikar. Disitu kami bersembunyi setelah makan siang. Kalau orang tua pada nyariin kesitu. Kami alasan tidur didalam. Saat mereka pada pergi, kami menyusun strategi mencari kegiatan untuk mengisi siang hari yang terik itu.

***

Dan akhirnya kami sepakat untuk mencari buah-buah yang bisa dimakan. Yang pasti bukan buah liar tapi milik orang. Saya bawa bambu untuk mengambil buah yang tinggi, teman saya bawa kantong kresek besar buat wadah. Setelah berkeliling lumayan jauh menyusuri rumah-rumah orang kita menemukan pohon jambu mete yang lagi berbuah banyak apalagi banyak yang merah-merah matang. Tanpa pikir panjang kami bertiga mulai memanjat dan mengambil jambu mete itu. Ada yang sudah jatuh di bawah ada yang masih di atas kami ambil sebanyak-banyaknya. Untung orangnya lagi tidur.

***

Setelah kantong kresek terisi penuh kami bertiga kembali ke markas untuk menikmatinya. Sesampai di markas teman-teman saya beristirahat sejenak. Saya ambil ember dari rumah yang berisi air bersih untuk mencuci buah jambu mete serta pisau dan juga mangkuk berisi air garam. Air garam berfungsi untuk menghilangkan getah jambu mete agar tidak gatal di mulut waktu di makan serta menambah rasa. Hhhmmmm manntapppp kami makan bersama di dalam markas.

***

Yang paling saya suka saat bakar biji mete nya. Heemmm rasa nya lezat sekali seperti kacang dewa. :D
Kami buat perapian kecil dari ranting dan kayu bekas ditambah plastik agar cepat jadi bara api. Setelah itu kami bakar biji mete bersama sampai matang. Tanda kalau udah matang keluar gas sama kulitnya hitam menebal. Terus di sisihkan sampai agak dingin baru di pecahin sama batu. Dan siap di makan.

***

Di tahun 2015 ini pohon jambu mete di sekitar tempat saya mulai langka. Sudah pada ditebangi. Padahal kan banyak manfaatnya. Manusia memang tidak pandai bersyukur. Kalau ada lahan yang subur di rumah saya, saya mau menanam jambu mete agar bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan. See u next time.

Kapan Hujan Turun ???

Selamat siang para reader tercinta. Gak terasa sebulan berlalu, dan baru sempet update blog saya lagi. Alhamdulillah dari penjaga warnet saya naik pangkat menjadi drafter di PT. Rekaindo Inka. Doa saya selama ini akhirnya di kabulkan Allah SWT. Dan sekarang saya mulai merasa tenang. Kali ini saya bukan mau bahas tentang pekerjaan tapi tentang kemarau yang makin panas sehingga mengakibatkan kebakaran dimana-mana.

***

Selain kebakaran juga muncul asap bekas hutan yang terbakar sehingga membuat para penduduk sekitar tidak bisa nyaman bernafas. Siapa yang mau disalahkan ??? Jelas tidak ada. Bahkan presiden pun tidak bisa secepat membalik telapak tangan dalam menangani hutan-hutan yang terbakar, butuh waktu katanya. Dan sebagai rakyat kita jangan cuma bisa menyalahkan tanpa memberi solusi dan tindakan. Yang bisa kita lakukan saat ini hanya berdoa kepada Allah SWT agar indonesia tercinta ini di berikan hujan untuk menghijaukan kembali tanahnya yang subur.

***

Di bulan November 2015 ini saya berharap panas ini akan berganti dengan hujan yang menyejukkan hati dan pikiran kita yang juga ikut-ikutan panas. Tidak apa-apa deh walau cucian tidak kering, pulang kerja kehujanan, nyamuk-nyamuk pada mubal, itu semua udah resiko kalau musim hujan datang, yg penting suasana jadi adem nggak panas lagi kayak neraka. Oke deh selamat menunggu hujan turun ya. See u next time.