Ilustrasi From Google |
Sore-sore yang cerah gini jadi inget mancing waktu saya masih SD dulu sekitar tahun 99-20an. Mancingnya bukan disungai lo tapi di blumbang. Blumbang adalah sebutan basa jawa untuk kolam, empang, atau bekas cerukan lain, ada yang buatan dan ada yang terbentuk alami. Kali ini saya akan bercerita tentang blumbang di dekat rumah saya kebetulan blumbangnya itu terbentuk alami bukan buatan orang. Jaraknya dari rumah saya cuma 20 meteran. Blumbangnya terletak di tanah kosong selatan area kuburan. Ukuran blumbangnya pun tidak terlalu besar. Tanah kosong itu di tumbuhi rumput-rumput hijau, semak-semak, dan pepohonan lain. Sering buat gembala kambing-kambing saya karena rumputnya segar-segar. Disitu blumbangnya tidak hanya satu tapi tiga. Sebelumnya orang-orang di kampung tidak ada yang peduli sama blumbang di tanah kosong itu.
Awalnya bapak mau ngajak saya mancing di sungai dan lewat jalan setapak di area tanah kosong itu. Terus bapak saya iseng-iseng cabut beberapa tanaman eceng gondok di blumbang itu eh ternyata ada airnya dan terlihat lalu lalang ikan-ikan di bawahnya. Airnya tidak terlihat karena di tumbuhi banyak eceng gondok. Sungguh penemuan yang luar biasa. Saya masih heran darimana asal ikan-ikan itu. Kok bisa blumbang ini ada ikannya apa dari dalam tanah ya. Akhirnya saya pun mancing di situ sama bapak sampai magrib dapat satu ember cat penuh. Dan kami pun pulang menuju rumah. Ikan-ikan itu saya masukkan ke bak mandi semen yang udah tidak terpakai lagi. Saya tampung semuanya di situ. Kebanyakan yang di dapat ikan betik atau betok. Ikan lele dan ikan gabusnya cuma sedikit jarang terpancing. Besoknya lagi sore hari saat matahari nggak terlalu terik saya mancing di blumbang itu lagi tapi kali ini mancing sendiri nggak sama bapak terus begitu selama seminggu. Di sekolah saya bercerita pada teman saya dan sepulang sekolah teman saya pun rela jauh-jauh datang ke rumah saya karena pengen mancing di blumbang itu. Ikan-ikan hasil mancing saya jual ke anak-anak kecil di kampung saya harganya 500an. Lumayan buat jajan di sekolah. Sebulan telah berlalu kabar tentang blumbang ikan di dekat rumahku menyebar pada orang-orang kampung. Dan akhirnya mereka banyak yang mancing ke blumbang situ. Sampai suatu hari waktu saya mau mancing di situ suasana sepi biasanya orang-orang kampung udah mendahului saya. Saya lihat di blumbang airnya agak berbusa gitu dan tanaman eceng gondoknya ilang semua terus bau obat yang menyengat. Oh ternyata blumbangnya ada yang motas. Tega banget yang melakukan ini. Merusak sumber habitat ikan-ikan liar. Akibatnya saya nggak bisa mancing lagi di situ. Dan lama kelamaan blumbang itu mengering sudah tidak ada lagi tanaman eceng gondok yang tumbuh. Kalau pun musim hujan datang yang ada cuma kodok dan ular jadi penghuni blumbang itu. Dasar manusia perusak.
Awalnya bapak mau ngajak saya mancing di sungai dan lewat jalan setapak di area tanah kosong itu. Terus bapak saya iseng-iseng cabut beberapa tanaman eceng gondok di blumbang itu eh ternyata ada airnya dan terlihat lalu lalang ikan-ikan di bawahnya. Airnya tidak terlihat karena di tumbuhi banyak eceng gondok. Sungguh penemuan yang luar biasa. Saya masih heran darimana asal ikan-ikan itu. Kok bisa blumbang ini ada ikannya apa dari dalam tanah ya. Akhirnya saya pun mancing di situ sama bapak sampai magrib dapat satu ember cat penuh. Dan kami pun pulang menuju rumah. Ikan-ikan itu saya masukkan ke bak mandi semen yang udah tidak terpakai lagi. Saya tampung semuanya di situ. Kebanyakan yang di dapat ikan betik atau betok. Ikan lele dan ikan gabusnya cuma sedikit jarang terpancing. Besoknya lagi sore hari saat matahari nggak terlalu terik saya mancing di blumbang itu lagi tapi kali ini mancing sendiri nggak sama bapak terus begitu selama seminggu. Di sekolah saya bercerita pada teman saya dan sepulang sekolah teman saya pun rela jauh-jauh datang ke rumah saya karena pengen mancing di blumbang itu. Ikan-ikan hasil mancing saya jual ke anak-anak kecil di kampung saya harganya 500an. Lumayan buat jajan di sekolah. Sebulan telah berlalu kabar tentang blumbang ikan di dekat rumahku menyebar pada orang-orang kampung. Dan akhirnya mereka banyak yang mancing ke blumbang situ. Sampai suatu hari waktu saya mau mancing di situ suasana sepi biasanya orang-orang kampung udah mendahului saya. Saya lihat di blumbang airnya agak berbusa gitu dan tanaman eceng gondoknya ilang semua terus bau obat yang menyengat. Oh ternyata blumbangnya ada yang motas. Tega banget yang melakukan ini. Merusak sumber habitat ikan-ikan liar. Akibatnya saya nggak bisa mancing lagi di situ. Dan lama kelamaan blumbang itu mengering sudah tidak ada lagi tanaman eceng gondok yang tumbuh. Kalau pun musim hujan datang yang ada cuma kodok dan ular jadi penghuni blumbang itu. Dasar manusia perusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar