Kamis, 20 Agustus 2015

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini

Cuaca bulan Agustus ini sungguh tidak mengenakkan. Pagi lebih dingin, siang lebih panas, malam pun dingin disertai angin. Cuma suasana sorenya yang enak, langit biru cerah berangin dimanfaatkan anak-anak bermain layang-layang.
***
Tidak jarang banyak orang-orang yang terserang demam dan flu juga masuk angin. Siang itu dari dalam warnet tempat saya bekerja saya melihat suasana di luar dari balik kaca harmonika. Jalan raya yang panas dan berdebu dengan lalu lalang kendaraan. Dari seberang jalan terlihat seorang bapak-bapak penjual es krim campina yang sedang lewat menaiki sepeda bututnya, setelah itu ada juga mas-mas penjual bak cuci anti pecah yang berjalan kaki menjajakan barang dagangannya, barang dagangan itu di taruh di kepalanya untuk mengurangi sengatan matahari yang terik. Dalam hati saya bisa membayangkan betapa capeknya mereka keliling jualan di tengah cuaca panas seperti sekarang ini, belum lagi kalau gak ada yang beli gimana ya rasanya, yang pasti sangat kecewa. Tapi saya salut pada usaha mereka. Itu lebih mulia daripada profesi pengemis, pengamen dan tukang parkir liar.
***
Ternyata masih banyak orang-orang yang lebih sengsara dan menderita. Pengen rasanya membeli dagangan mereka. Tapi uang saya masih pas-pas an. Ya kalau rezeki saya di lebihin lagi sama  Allah SWT saya pengen beli dagangan mereka, biar mereka seneng dan semangat menghadapi kerasnya kehidupan.
***
Alhamdulillah hari ini saya dan keluarga saya masih di berikan Allah SWT kesehatan, makanan yang cukup, perlindungan, kenyamanan, ketenangan dll. Saya sadar selama ini cuma uang, uang, dan uang. Tanpa menyadari kenikmatan lain seperti keluarga yang sehat, teman-teman baik yang selalu menemani dan membantu saya, bisa menikmati langit biru di sore hari yang cerah. Semua itu lupa saya nilai padahal semua itu juga punya harga yang mahal mungkin tidak bisa di beli dengan uang.
***
Memandang ke depan itu perlu agar kita maju dan meningkat. Tapi semua itu butuh proses dan waktu, tidak bisa secepat kilat. Karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas. Ya Allah semoga saya tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada mu atas kenikmatan yang telah engkau berikan dan tidak menilai semuanya dengan uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar