Semenjak tahun 2020 berlalu, dunia makin mendekati kekacauan. Begitu juga di lingkungan sosial. Kalau kita tidak menebalkan mental, pasti akan bunuh diri, karena tidak kuat menghadapi omongan-omongan para netizen maha benar. Contohnya saja :
Netizen maha benar menyuruh para pengangguran berjualan. Tapi netizen maha benar tidak merasakan, tidak tau dan tidak mau tau, bahkan nyukurin :
- Modal uang nya ???
- Tempat jualan nya ???
- Bosan nya menunggu dagangan saat sepi ???
- Susah payahnya jualan saat hujan ???
- Modal yang tidak balik (tekor) ???
- Hutang bank untuk modal bertahan ???
Begitu juga tentang pernikahan, netizen maha benar menyuruh para pengangguran untuk segera menikah, dengan dalih rejeki sudah di atur. Tapi netizen maha benar tidak merasakan, tidak tau dan tidak mau tau, bahkan nyukurin :
- Modal uangnya untuk pernikahan ???
- Pemasukan uang sehari-hari ???
- Melonjaknya kebutuhan hidup sehari-hari ???
- Rumah untuk keluarga baru ???
- Permasalahan ekonomi keluarga ???
- dll
Maka dari itu saya sendiri pun mencoba menebalkan mental setiap saat, untuk menghadapi para netizen maha benar yang hanya ngomong doang menyakitkan tapi tidak ada kontribusi membantu. Baik di dunia nyata maupun dunia maya, para netizen maha benar ibarat kuman. Untuk menghadapi kuman dunia nyata dan kuman sosmed di butuhkan pemikiran yang jernih dan kebijaksanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar