Sebelumnya saya ucapkan dulu buat para pembaca yang kebetulan mampir di blog saya ini, selamat idul fitri 1444 hijriah minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin. Alhamdulillah puasa saya full seperti biasanya, tetapi selalu ada kekhawatiran menjelang lebaran. Kekhawatiran saat di tanya ini itu, pertanyaan-pertanyaan yang tidak mengenakkan hati. Apalagi saat ini saya masih belum ada pekerjaan tetap dan juga belum menikah. Anehnya dulu waktu saya posisi masih kerja di sebuah perusahaan bonavit, saat silaturahmi lebaran sebagian besar tetangga-tetangga juga saudara-saudara tidak ada yang menanyakan atau mau tau lebih dalam tentang pekerjaan saya pas waktu itu, ada pun yang bertanya cuma satu orang. Coba kalo pas posisi nganggur seperti sekarang ini, pasti mereka semua suka bertanya lebih dalam dengan harapan bisa mengejek saya. Itu yang membuat saya males ketemu mereka.
***
Untungnya solusi selalu datang tepat waktu, jauh-jauh hari sudah saya rencanakan pelarian tersebut. Pas hari lebaran pagi tadi jam 8 saya cabut dari rumah naik motor menuju rumah teman saya yang kebetulan non muslim dan mau menemani saya ngobrol, tapi sebelum berangkat saya sungkem dulu kepada orang tua saya di rumah. Saya tidak menyangka bisa menemukan sebuah tempat pelarian yang nyaman untuk menghabiskan waktu lebaran, tempat yang teduh dan tenang, banyak pepohonan, ada toilet, ada wifi. Disana pun tadi ternyata ada juga yang jualan bakso pas hari lebaran, saya kira pedagang-pedagang makanan banyak yang libur. Tapi saya sudah terlanjur membawa jajanan sendiri berupa pentol pedas dan sedikit cemilan serta air minum dari rumah. Menjelang siang hari jam 11 an tempat tersebut jadi lumayan ramai, baik yang rombongan maupun sendiri.
Saya berkesimpulan ternyata bukan saya saja yang merasa kesepian ( Suwung ). Dan tempat tersebut memang cocok untuk pelarian dan mencari ketenangan sejenak.
***
Tak terasa waktu sudah hampir jam 12 siang. Adzan dhuzur sudah berkumandang, saatnya saya dan teman saya pulang. Kami pun berboncengan motor lalu keluar dari tempat rahasia tersebut. Dalam hati saya ucapkan sampai ketemu lagi di lain kesempatan. Saat perjalanan pulang saya lihat kiri kanan, toko-toko banyak yang masih tutup, tetapi pedagang-pedagang kaki lima ternyata tetap ada yang berjualan saat lebaran.
Mungkin mereka juga kesepian di rumah, apalagi cuma di jadikan tim hore buat orang-orang yang suka pamer. Ya mending jualan bisa dapat uang, bisa lihat lalu lalang orang sebagai hiburan.
***
Saya sendiri berharap alangkah baiknya kalo hari lebaran jangan membahas hal-hal sensitif seperti pekerjaan, pernikahan, anak, penyakit, barang-barang mewah dsb.
Lebih baik membahas tentang kuliner, nostalgia lebaran jaman dulu, atau bisa juga suasana mudik apalagi kalau sambil makan-makan sekalian berwisata.
Itu akan lebih menyenangkan dan tidak akan timbul permusuhan. Tapi ya mau bagaimana lagi, kita tidak akan bisa mengatur watak seseorang. Kalau dasarnya suka pamer ya bakal pamer terus.
Selain itu, tadi saat habis magrib tetangga-tetangga pada silaturahmi ke rumah saya. Dan saya pun tidak bisa lagi melarikan diri, karena sudah malam dan tidak ada tempat yang pas kalau malam.
Akhirnya saya punya siasat jitu buat menghindari pembicaraan yang membosankan dan kurang bermanfaat tersebut.
Setelah salam-salaman mengucapkan selamat lebaran. Mereka pun duduk ngobrol-ngobrol dengan orang tua saya. Daripada jadi tim hore, saya tinggal aja ke dalam WC dengan alasan perut mules. Di dalam WC saya membawa hp, lihat ig sampai mereka pamit pulang. Begitu seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar