Pagi ini hari minggu, entah kenapa kalau hari libur bangun saya pasti pagi-pagi. Kalau hari kerja malah kesiangan. Seperti biasa kalau pagi pas libur saya selalu ke belakang rumah untuk menghirup udara pagi yang sejuk, dan menikmati hijaunya pepohonan yang tersisa. Sambil duduk di lincak, saya amati pemakaman sebelah yang berbatasan dengan belakang rumah saya. Dari kejauhan tampak pohon beringin tua yang berdiri kokoh. Tinggi dan berukuran besar, pohon itu seperti menjadi pusat dari pemakaman di kampung saya.
***
Sambil duduk mengamati pohon beringin itu dari kejauhan, saya pun tak tau kapan pohon itu di tanam. Mungkin usianya sudah ratusan tahun. Sebelum rumah saya ada, pohon beringin itu sudah ada. Di pagi hari burung-burung beterbangan di sekitar pohon itu untuk mencari makan dan membuat sarang. Udara pagi yang sejuk pun mungkin juga berasal dari daun-daun pohon beringin itu. Sangat bermanfaat sekali, kadang para pencari bunga kamboja di siang hari juga berteduh di bawahnya untuk menghindari panas matahari. Selain itu pohon beringin tua itu juga menyimpan cadangan air tanah, yang juga saya rasakan manfaatnya juga warga sekitar.
***
Di sisi lain, pohon beringin tua itu juga merupakan rumah bagi penghuni gaib area pemakaman. Tapi justru merekalah para penghuni gaib yang menjaga pohon itu agar tidak di tebang manusia-manusia serakah yang tidak peduli alam sekitar. Kesan seram pun terlihat bagi yang tidak terbiasa menemuinya.
***
Pohon beringin tua, saksi bisu asal usul makam di kampung saya. Semoga saja pohon itu tidak menjadi korban keserakahan manusia-manusia sekitar. Dan tetap memberikan pasokan oksigen dan air bersih bagi warga sekitar, dan juga makanan melimpah untuk makhluk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar