Di area tanah lapangan yang cukup luas ada sebuah pohon belimbing yang tumbuh, tepatnya dipinggiran lapangan ditepi jalan. Pohon belimbing itu jenisnya pohon belimbing biasa pohonnya tidak terlalu besar dan tinggi juga buahnya kecil. Jarak pohon belimbing itu dengan pohon-pohon lain lumayan jauh, sehingga pohon belimbing itu terlihat mencolok diarea lapangan tersebut.
***
Lapangan itu digunakan warga sekitar untuk berbagai kegiatan, mulai dari sepak bola, bermain anak-anak, penggembala kambing dll. Sudah 10 tahunan pohon belimbing itu menjadi saksi bisu kegiatan di area lapangan tersebut. Dalam hati pohon belimbing sangat kesepian, tidak ada pohon terdekat untuk di ajak ngobrol dan menemaninya melewati hari demi hari.
***
Orang-orang sekitar pun enggan memperhatikan pohon belimbing itu, karena tidak tertarik dengan buahnya yang kecil walaupun matang. Buah belimbing yang sudah matang lalu busuk dan berjatuhan menjadi pupuk alami bagi pohon belimbing itu sendiri. Walaupun kesepian pohon belimbing itu tetap sabar dan ikhlas, serta tetap berbuah walau kurang dibutuhkan.
***
Hujan dan panas telah dia lewati, hari demi hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Pohon belimbing kadang merasa ingin mati saja daripada hidup kesepian seperti ini. Dalam hatinya berkata " Andai aku punya kaki aku akan pindah dari tempat ini dan menuju ke hutan. " Pasti enak sekali tinggal dihutan bersama pohon-pohon lain. Dan aku tidak akan kesepian lagi.
***
Ditengah harapannya pohon belimbing yang tidak akan terwujud, ada hal-hal menyenangkan yang mulai mengisi hari-harinya. Sekarang setiap siang hari ada kakek penggembala kambing yang menggembala di area lapangan tersebut. Kakek tersebut sering duduk beristirahat dibawah pohon belimbing itu, sambil mengawasi kambingnya. Pohon belimbing yang tidak terlalu rimbun daunnya cukup melindungi kakek dari teriknya sinar matahari dan memberikan sedikit kesejukan. Kakek juga memetik beberapa buah belimbing yang matang untuk dimakan. Menjelang asar kakek tersebut pulang bersama kambing-kambingnya. Melihat hal tersebut pohon belimbing merasa sangat senang, karena dirinya masih bisa bermanfaat bagi orang-orang sekitar.
***
Sore hari mulai banyak anak-anak yang bermain di area lapangan. Anak-anak mulai suka memanjat dan memetik buah belimbing itu dan memakannya di atas pohon sambil menonton pertandingan sepak bola di area lapangan tersebut. Kadang anak-anak itu membawa garam dari rumah untuk dimakan bersama buah belimbing yang setengah matang.
***
Malam harinya seperti biasa para kelelawar buah atau codot menjadi pelanggan tetap pohon belimbing itu. Memanen buah belimbing yang matang-matang, dan memakannya di atas pohon sampai kenyang. Rasa kebahagiaan pohon belimbing akhirnya meningkat mengalahkan rasa kesepiannya.
***
Dipagi harinya burung-burung mampir hinggap diranting-ranting pohon belimbing itu untuk berkicau menyambut mentari pagi yang penuh kehangatan. Beberapa orang-orang muda dan lansia pada berolahraga dan joging disekitar area lapangan tersebut. Akhirnya pohon belimbing menjalani hari demi hari dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar