Kadang malu juga kalau muka kita banjir keringat disaat yang tidak tepat. Seperti saat briefing dikantor, rapat penting, sholat berjamaah dimasjid, dan juga acara sosial lainnya. Jelas ada rasa malu karena dianggap aneh oleh orang-orang sekitar. Saya pun mengalami kondisi tersebut sampai sekarang. Tetapi tidak separah dulu karena saya belajar mengendalikannya. Dan sumber keringatnya itu pada dahi. Katanya sih itu penyakit hyperhidrosis yang merupakan penyakit bawaan keturunan. Saat tubuh merasa tidak nyaman dengan keadaan sekitar, seperti takut, grogi, tegang, terganggu, kepanasan, kepedesan dll. Muka pasti langsung banjir keringat.
***
Dulu waktu masih bekerja dikantor, saat briefing pagi pasti keringat keluar dari dahi membanjiri muka saya. Jadinya saya malu sendiri dilihati teman-teman kantor, banyak juga yang mengolok-olok keanehan kondisi saya saat itu. Saya sempat down terpuruk sendiri meratapi nasib, tetapi lama-lama saya mencari solusinya untuk meminimalisir kondisi saya tersebut.
***
Akhirnya saya membuat metode sendiri mengatasi kondisi tersebut. Dengan cara puasa pagi sebentar mulai bangun tidur sampai selesai briefing di kantor. Setelah selesai briefing jam 8 pagi, saya baru sarapan dikantor. Sarapannya pun tidak pakai nasi, cuma 2 butir telur rebus pakai garam sudah cukup bagi saya. Selain itu kalau briefing di kantor saya memilih posisi yang belakang, agar lebih rilek dan santai. Dan hasilnya keringat di muka saya bisa diminimalisir. Dan selama bekerja saya selalu menerapkan metode tersebut.
***
Tidak lupa saya selalu membawa deker pergelangan tangan berwarna biru tua yang biasa digunakan orang-orang buat main tenis atau badminton. Deker itu saya gunakan buat pengganti sapu tangan. Dengan teksturnya yang seperti handuk sangat praktis menurut saya. Karena dari segi ukuran lebih pas disaku dan tidak perlu dilipat-lipat. Kalau darurat keringat mulai membanjiri muka saya, deker itulah yang bertugas mengelap muka saya sampai kering.