Siapa sih yang nggak pengen kerja kantoran, saya yakin pasti banyak yang mau. Berangkat kerja rapi, bersih, wangi, dan berwibawa. Tetangga yang melihat pasti segan. Kerjanya enak diruangan ber AC, tidak kotor-kotor, dilengkapi meja kursi beserta satu set komputer untuk tiap karyawan. Tapi dibalik itu semua ada suka dukanya.
***
Alhamdulillah saya dulu mendapat kesempatan dari Allah SWT untuk bekerja di sebuah kantor anak perusahaan ternama di indonesia. Mulai dari magang sampai PKWT. Waktu itu saya beruntung bisa lolos tes gambar desain. Dan bisa bekerja mengikuti alur. Waktu pertama kali masuk suasana kantor, pengennya saya mengakrabi semua orang disitu. Tapi ternyata tidak bisa, di dalam kantor ternyata terbentuk suatu kasta. Jabatan dan status sosial adalah hal utama yang membatasi suatu keakraban di kantor. Kecuali bagi seorang penjilat batasan itu tidak berlaku.
***
Sukanya kerja di kantoran itu :
- Bersih, rapi, wangi, berwibawa
- Tidak kotor-kotor
- Disegani tetangga
- Tempat kerja nyaman gaji oke
- Bisa kerja sambil nyantai
- Bisa kerja sambil ngemil
- Bisa kerja sambil sandalan
- Sholat tinggal sholat
- Banyak jama'ah sholat
- Sholat jumat di masjid kantor
- Kalau sore hari bisa order makanan rame-rame bersama teman-teman kantor.
- Hari terasa cepat berlalu
- Weekend libur bisa piknik
- Serasa orang penting
- Bisa mp3 an sambil kerja
- Bisa ngobrolin berita yang lagi viral bersama teman-teman kiri kanan
- Kalau ada piknik bersama di kantor juga enak, terutama yang sudah berkeluarga
- Sering dapat bonus 2x gaji kalau rame orderan
- Buka bersama saat puasa pasti mewah
- THR dan Parsel yang mewah
- Pulang kerja bisa langsung mampir ke rumah temen, ke mall, ke angkringan
***
Dukanya kerja di kantoran itu :
- Sikut menyikut secara halus antar sesama karyawan
- Banyak provokator pengadu domba
- Banyak orang nyinyir, skill bicara lebih di utamakan
- Gaya hidup mewah
- Ketidakadilan banyak terlihat
- Yang belum menikah dianggap hina
- Berebut jatah pekerjaan atau jobdesk
- Yang punya bekingan atasan lebih aman dan kebal hukum perusahaan
- Banyak kecurangan yang dilakukan oleh atasan seperti supervisor dan manager untuk menyingkirkan seorang karyawan yang tidak disukainya. Karena mereka berdua adalah pemegang kekuasaan penuh pembagian jobdesk.
Kasusnya :
Saya sebagai karyawan yang masih pkwt sudah semestinya dan hak saya mendapat jatah jobdesk harian dari supervisor. Tapi supervisor malah menimbun jobdesk-jobdesk yang menjadi hak saya, dan parahnya kadang malah diberikan ke karyawan lain yang merupakan teman dekatnya. Jadi seolah-olah saya tidak mengerjakan apa-apa, dan saya jadi ngemis-ngemis pekerjaan ke supervisor itu. Kalau pun dikasih jobdesk, pekerjaan saya masih ditumpuk dimeja belum di acc sama si manager dengan alasan sibuk. Dan jelas sekali yang rugi saya, karena pekerjaan belum di acc dan tidak masuk setoran laporan bulanan. Kerja saya kesannya jadi jelek di mata HRD. Padahal mereka yang membuat kinerja saya seperti ini. Dan HRD pun langsung menindak dengan memutasi saya ke tempat lain yang lebih tidak nyaman tanpa mengonfirmasi langsung ke saya. Saya pun tak punya kuasa untuk melawan kecurangan mereka si supervisor dan si manager tersebut.
***
Seiring dengan kasus diatas yang saya alami dan juga perekrutan karyawan baru dengan sistem yang makin kotor, saya pun makin muak. Tiga bulan virus covid 19 berjalan saya pun memutuskan risen dari anak perusahaan itu. Dengan memberi karma balasan pada perusahaan tersebut. Jika masih menjalankan sistem yang kotor, curang dan sombong, biar hancur sampai ketulang-tulangnya.