Dua puluh tahun yang lalu, di belakang sekolah SD saya ada sebuah perkampungan kecil. Kampung itu terletak di selatan lapas ( Lembaga Permasyarakatan ). Memang kampung itu di peruntukan bagi para pegawai lapas baik yang sudah pensiun maupun masih bekerja. Suasana kampung itu sangat damai walaupun rumahnya saling berdempetan. Setiap berangkat dan pulang sekolah saya jalan kaki melewati kampung itu. Kadang sendiri kadang bareng temen. Tapi lebih sering berangkat dan pulang sendiri.
***
Di sebelah selatan kampung itu ada sawah yang luas milik pihak lapas. Jadi yang menggarap sawah itu ya para napi. Di pinggiran sawahnya banyak pohon pisang. Saya sering berteduh di bawah pohon pisang tepi sawah itu, sambil duduk-duduk nyicil mengerjakan PR sekolah, jadi malamnya bisa main.
***
Di sebelah barat kampung itu ada sebuah empang yang lumayan besar dekat sawah juga. Di situ banyak sekali ikan liarnya seperti lele, betik, gabus, dan juga ular. Saya dan bapak saya sering mancing di situ kalau sore. Lumayan buat lauk makan malam.
***
Namun seiring berjalannya waktu kampung itu terkena gusuran. Sawah yang luas beserta kampung itu akan di jadikan lapas khusus narkoba. Pengosongan pun kian hari kian cepat. Tanah-tanah buat menguruk sudah di bawa truk-truk kesitu. Juga batu batu besar untuk pondasi. Sawah dan kampung itu rata menjadi tanah kosong siap dibangun. Saya pun tak tau warga kampung itu pada pindah kemana.
***
Sungguh kenangan yang terindah melewati kampung damai itu. Saya hanya bisa mengingatnya dalam mimpi. Saat suasana lebaran yang damai di kampung itu beserta penduduknya yang ramah juga sawahnya yang memberikan ketenangan serta menjadi lahan bermain anak-anak di sekitarnya.