Jumat, 14 April 2017

Teringat Cerpen di Majalah Bobo " Kisah Lemari Jati "

Waktu SD dulu saya sangat senang sekali tiap dua minggu sekali ibu atau bapak saya membeli kan majalah bobo dan majalah putera harapan (Mentari). Ada satu cerita cerpen di majalah bobo yang berkesan dan membekas di hati saya sampai sekarang. Cerpen tentang kisah lemari jati. Seingat saya begini cerita nya.

***

Pada suatu hari di galeri milik pak cipto ada sebuah lemari jati besar dan mewah. Ukurannya lebih besar di antara lemari-lemari jati di galeri itu. Saat itu datanglah seorang petani miskin ke galeri milik pak cipto, rupa nya si petani itu mengagumi keindahan lemari jati besar itu. Tapi sayang sekali harga lemari itu sangat mahal bagi si petani miskin itu. Dalam hati lemari jati itu berkata dasar petani miskin mana bisa kau membeli ku. Akhirnya si petani pulang dengan kecewa.

***

Dua minggu kemudian ada seorang keturunan bangsawan bernama ndoro sastro yang datang ke galeri itu dan membeli lemari jati besar itu. Lemari jati merasa bangga di beli oleh seorang keturunan bangsawan. Setelah di pindah ke rumah ndoro sastro lemari jati itu di letakkan di kamar gelap milik ndoro sastro untuk menyimpan benda-benda pusaka seperti keris, tombak, dll. Setiap hari lemari jati harus merasakan bau menyan di kamar gelap itu. Seiring berjalannya waktu bagian lemari itu mulai lembab dan lapuk. Ndoro sastro pun berpikir untuk mengganti lemari jati besar itu dengan ukuran yang lebih kecil.

***

Ndoro sastro pun memberikan lemari jati besar itu kepada pak lurah. Di kelurahan lemari jati besar itu digunakan untuk menyimpan arsip-arsip penting. Karena beberapa bagian lemari sudah lapuk rayap pun mulai datang dan menggerogoti lemari jati besar itu dan sebagian besar arsip-arsip penting.

***

Keesokan harinya pak lurah marah-marah karena beberapa arsip penting di makan rayap. Kemudian pak lurah memerintahkan beberapa anak buahnya untuk menggotong keluar lemari jati itu. Dan mau di bakar agar rayap-rayap di lemari jati itu mati. Dalam hati lemari jati itu berkata tamatlah riwayatku sekarang.

***

Saat si lemari jati mau dibakar lewatlah si petani miskin itu. Dia berkata daripada di bakar lebih baik buat saya saja pak lurah. Akhirnya pak lurah pun memberikan lemari jati besar itu secara cuma-cuma. Si lemari jati merasa lega. Setelah di pindahkan ke rumah petani, lemari itu di cat dulu dan beri lapisan anti rayap oleh si petani kemudian dipernis mengkilap. Beberapa bagian lemari yang sudah lapuk dan di makan rayap di ganti dengan kayu yang lebih kuat oleh si petani. Lemari jati pun di tempatkan di samping ruang tamu di rumah petani. Dalam hati lemari jati menangis sedih dan berkata andai dari dulu aku di beli petani ini aku pasti bahagia.

***

Akhirnya si lemari jati besar hidup bahagia bersama keluarga petani di rumah yang kecil dan sederhana. Lemari jati itu di gunakan anak si petani untuk menyimpan buku-buku sekolah. Dan setiap ada tamu yang berkunjung kerumah petani, para tamu selalu memuji keindahan lemari jati besar itu. Lemari pun sangat senang dan bangga bisa menghiasi ruang tamu di rumah petani.

***

Itulah cerita dari cerpen majalah bobo yang membekas di hati saya. Barang apa pun jika kita rawat dan sayangi pasti membawa manfaat bagi kita juga. Sekian dulu ya ceritanya. See u next time.

2 komentar: